Senin, 27 Januari 2014

MAKNA BANTEN AJUMAN

Makna Filosofi Banten Ajuman dan Kristalisasi Sekte-sekte yang ke dalam Sekte Siva Siddhanta, dalam Banten Ajuman

Banten Ajuman yang dipakai untuk memuliakan Hyang Widhi (ngajum, menghormat, sujud kepada Hyang Widhi). Soda/ajuman dipakai sarana untuk memuliakan, mengagungkan Hyang Widhi dan lambang keteguhan/kokoh.
Dan disebut juga soda (sodaan) dipergunakan tersendiri sebagai persembahan ataupun melengkapi daksina suci dan lain-lain. Bila ditujukan kehadapan para leluhur, salah satu peneknya diisi kunir ataupun dibuat dari nasi kuning, disebut "perangkat atau perayun" yaitu jajan serta buah-buahannya di alasi tersendiri, demikian pula lauk pauknya masing-masingdialasi ceper/ituk-ituk, diatur mengelilingi sebuah penek yang agak besar. Di atasnya diisisebuah canang pesucian, canang burat wangi atau yang lain.

1.1       Unsur-unsur dalam banten Ajuman
1.  Tamas atau Taledan
2.  Buah pisang,
3.  Jajan
4. Lauk-pauk
5. Buah-buahan
6. Dan nasi berbentuk penek (bundar) 2 buah,
7. Rerasmen yang dialasi Tri Kona,
8. Sampyan plaus/petangas/Sampian Soda
9.  Canang sari/Canang Genten

1.2       Makna Filosofi Banten Ajuman/Soda
1.2.1    Tamas atau Taledan
            Tamas atau taledan, tamas lambang cakra (symbol kekosongan yang murni/ananda). Taledan merupakan  lambang catur marga yaitu empat jalan untuk menghubungkan diri dengan Tuhan. (bhakti marga, karma marga, jnana marga, dan raja marga). Sebagai sarana memuliakan Hyang Widhi (ngajum).

1.2.2    Buah pisang, Jajan, Dan Buah-buahan
          Merupakan persembahan hasil kerja keras dan rasa syukur kepada Ide Sang Hyang Widhi Wasa, yang telah memberikan anugrahnnya kepada kita semua.  Dan Sebagai sarana memuliakan Hyang Widhi (ngajum).

1.2.3    Dan nasi berbentuk penek (bundar) 2 buah
        Nasi penek (nasi yang sedimikian rupa tingginya kurang lebih 5 cm), sehingga berbentuk bundar dan sedikit pipih, adalah lambang dari keteguhan atau kekokohan bhatin dalam mengagungkan Tuhan, dalam diri manusia adalah simbol Sumsuma dan Pinggala yang menyangga agar manusia tetap eksis. Bila ditujukan kehadapan para leluhur, salah satu peneknya diisi kunir ataupun dibuat dari nasi kuning, yang disebut Ajuman putih kuning.

1.2.4    Rerasmen/lauk-pauk yang dialasi Tri Kona
Yang berisi berupa serondeng atau sesaur, kacang-kacangan, ikan teri, telor, terung, timun,  daun kemangi (kecarum), garam, dan sambal. Yang merupakan simbol/makan,  dari Bhuana Agung yang diperembahkan. Dan sebagai sarana memuliakan Hyang Widhi (ngajum). 

1.2.5   Sampyan plaus/petangas/Sampian Sod
                       Sampyan Plaus/Petangas; dibuat dari janur kemudian dirangkai dengan melipatnya sehingga berbentuk seperti kipas, memiliki makna simbol bahwa dalam memuja Hyang Widhi manusia harus menyerahkan diri secara totalitas di pangkuan Hyang Widhi, dan jangan banyak mengeluh, karunia Hyang Widhi akan turun ketika BhaktaNya telah siap.  Dan dapat pula diartikan sampyan itu sebagai keteguhan hati.  http://www.scribd.com/doc/63565118/Banten
1.2.6    Canang sari/Canang Genten
         Canang sari yaitu inti dari pikiran dan niat yang suci sebagai tanda bhakti/hormat kepada Hyang Widhi ketika ada kekurangan saat sedang menuntut ilmu kerohanian (lontar Mpu Lutuk Alit). Dan Canang sari adalah suatu Upakāra /banten yang selalu menyertai atau melengkapi setiap sesajen/persembahan, segala Upakāra yang dipersiapkan belum disebut lengkap kalau tidak di lengkapi dengan canang sari. http://sanjayafamily.blogspot.com/2010/10/canang-sari.html


1.3       Kristlisasi Sekte-sekte ke dalam Sekte Siva Siddhanta dalam Banten Ajuman

                Dari makna filosofi masing-masing unsur yang ada pada banten Ajuman atau Soda, bahwa semua unsur-unsurnya bermakna pemujaan kepada Ida Sang Hyang Widdhi Wasa. Yang mulai dari unsur Bhuana Alit sampai Unsur Bhuana Agung, di persembahkan secara tulus iklas. Dan dari makna-makna yang terdapat itu, bahwasanya semua sekte-sekte yang ada telah luluh menyatu dengan sekte siva siddhanta. 




DAFTAR PUSTAKA

PHDI. 2001. Panca Yadnya. Denpasar: Proyek Peningkatan Sarana dan Prasarana Khiduan Beragama


Tidak ada komentar:

Posting Komentar