Minggu, 26 Januari 2014

SIVA SIDDHANTA I (INDIVIDU 1)



SIVA SIDDHANTA

Dosen Pengampu : I Ketut Pasek Gunawan, S.Pd.H




IHDN DENPASAR



Oleh:

KADEK RUSMINI
10.1.1.1.1.3899


JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU
FAKULTAS DHARMA ACARYA
INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI
DENPASAR
2012



TUGAS 1
(Filosofis Dewa Siwa)

Kata Siva berarti : yang memberikan keberuntungan (kerahayuan), yang baik hati, ramah, suka memaafkan, menyenangkan, memberi banyak harapan, yang tenang, membahagiakan dan sejenisnya (monier, 1990:1074)
Dewa Siva adalah anggota ketiga dari Trimurti Hindu. Dewa Siva melambangkan aspek dari kenyataan yang Mutlak (Brahman dalam Upanisad) yang secara terus menerus menciptakan kembali, dalam siklus proses penciptaan, pemeliharaan dan peleburan dan penciptaan kembali. Ia menghilangkan kejahatan, menganugerahkan anugerah, memberikan berkah, menghancurkan ketidakperdulian, dan membangkitkan kebijaksanaan pada pemujanya. Karena tugas dari dewa Siva sangat banyak. Ia tidak dapat dilambangkan dalam satu bentuk. Untuk alasan ini patung Siva sangat beragam dalam bentuknya. Perlambangan yang dibahas disini termasuk di dalamnya beberapa simbol utama yang umum dalam gambar dan patung yang dipuja oleh Hindu.
Dalam patungnya, dewa Siva digambarkan dalam bentuk manusia, tubuhnya telanjang dan dipenuhi dengan abu. Tubuh yang telanjang melambangkan bahwa ia bebas dari keterikatan pada benda material di dunia. Karena kebanyakan benda-benda akan menjadi abu ketika dibakar, abu melambangkan intisari dari semua benda dan mahluk di dunia. Abu pada tubuh dewa melambangkan bahwa ia adalah sumber dari seluruh penciptaan yang berasal dari dalam dirinya.
Dewa Siva memiliki tiga mata. Dua matanya pada bagian kiri dan kanan melambangkan aktifitas fisiknya di dunia. Yang ketiga dipusat dahinya yang melambangkan pengetahuan (jnana), dan ini disebut dengan mata kebijaksanaan atau pengetahuan. Kekuataan pandangan mata ketiga Siva menghancurkan kejahatan, dan ini adalah alasan mengapa orang berbuat kejahatan sangat takut dengan mata ketigaNya.
Kekuatan penghancur Siva dilambangkan oleh ular di sekitar lehernya. Dalam berbagai gambar Siva digambarkan memegang Trisula di tangan belakang. Dalam gambar lain sebuah Trisula diperlihatkan berdiri tegak disampingnya. Sebuah Trisula memiliki tiga ujung, yang menandakan tiga sifat alam: sattva (keaktifan), rajas (kegiatan), dan tamas (ketidak aktifan). Trisula melambangkan bahwa dewa jauh dari jangkauan ketiga sifat alam ini. Trisula juga melambangkan senjata yang digunakan dewa untuk menghancurkan kajahatan dan ketidakperdulian di dunia.
Sebuah damaru (kendang kecil) yang menghasilkan suara yang bergetar. Seperti yang disebutkan dalam kitab Hindu suara yang bergetar dari suku kata Om yang suci dipercaya sebagai sumber dari penciptaan. Sebuah damaru pada salah satu tangan mengandung makna bahwa ia menyangga seluruh ciptaannya di tangannya, mengatur sesuai dengan keinginannya. Karena harimau meyimbolkan kekuatan, kulit harimau yang menjadi tempat duduk dewa melambangkan bahwa ia sumber dari kekuatan yang pasti yang ia kendalikan sesuai dengan keinginannya. Bulan sabit yang terlihat pada kepala dewa sebagai hiasan, dan bukan menjadi bagian daritubuhnya. Pembahasan dan pengecilan bulan melambangkan siklus waktu dimana penciptaan ada didalamnya dari awal sampai akhir dan kembali ke awal lagi. Karena tuhan adalah kenyataan yang abadi, bulan sabit hanyalah hiasan dan bukan bagian penting dirinya.
Bulan juga melambangkan sifat hati seperti cinta, kebaikan, dan kasih. Bulan sabit yang dekat dengan kepala dewa memiliki makna bahwa seorang pemuja harus mengembangkan sifat-sifat ini agar dapat lebih dekat dengan dewa.
Siva digambarkan duduk dikuburan, yang melambangkan kemutlakannya untuk mengendalikan kelahiran dan kematian. Seekor sapi, yang dikenal dengan nama Nandi, yang dihubungkan dengan Siva dan dikatakannya sebagai kendaraannya. Sapi jantan ini melambangkan kekuatan dan ketidakperdulian. Siva mengendarai sapi menandakan bahwa Siva menghilangkan ketidakperdulian dan menganugerahkan kekuatan kebijaksanaan pada pemujanya. Sapi dalam bahasa Sanskrtanya Vrsa. Dalam bahasa Sanskrta, Vrsa juga berarti Dharma (kebenaran). Sehingga sapi disamping Siva melambangkan persahabatan abadi dengan kebenaran. Nandi juga melambangkan kesadaran seorang (srsta purusa) atau manusia yang sempurna, yang terserap secara permanen dalam pandangan kenyataan.
Definisi Siva lainnya mengatakan ciri-ciri Dewa Siva yaitu memiliki rambut ikal yang digelung, berwarna merah. Siva dikenal dengan nama Kapardi, karena memiliki rambut merah yang ikal dan digelung tersebut. Siva juga ditanyakan sebagai agni. Siva menghancurkan segalanya membawa trisula, selanjutnya yang lain disebut pinaka, oleh karena itu siva disebut juga dengan nama pinakapani (yang memegang pinaka di tangannya). Baik siva maupun kendaraannya, nandini berwarna putih. Warna putih menunjukkan kekuasaan untuk mengawasi proses peleburan kembali. Juga membawa tongkat yang dinamakan khatvanga, busur bernama Ajagava, seekor menjangan, tasbih, tengkorak, damaru (gendang kecil) dan benda-benda suci lainnya. Ganga (dewi ganga) dan Ardhacandra (bulan sabit) bertengger pada kepalanya, oleh karena itu disebut juga gangadhara dan Candracuda. Kalungan bung yang terbuat dari untaian tengkorak manusia melingkar dilehernya. Siva mengenakan bhusana (kain) dari kulit macan dan kulit gajah untuk selimut (blanket)nya. Dilengannya bergelayutan beberapa ekor ular sebagai hiasan. Di dalam kitab-kitab purana kita mendapatkan informasi tentang sang hyang siva memperoleh berbagai phiasan tersebut. Istri para rsi terpikat kepada siva, yang sekali waktu tampil dengan mengenakan pakaian seperti peminta-minta. Para rsi sangat marah terhadap siva atas penampilannya itu dan ingin membunuhnya. Dari lubang yang digali, muncul seekor harimau. Siva membunuh harimau itu dan mengambil kulitnya. Seekor menjangan mengikuti harimau muncul dari lubang itu. Siva memegang binatang itu dengan tangan kirinya. Selanjutnya muncul dari lubang itu tongkat besi panas berwarna merah. Siva mengambil tongkat itu dan menjadikan senjatanya. Terakhir dari lubang muncul beberapa ekorular kobra dan siva mengambil ular dan mengenakannya sebagai hiasannya. Suatu hari raksasa bernama gaya menyamar dalam wujud seekor gajah dan menangkap seorang pandita yang melarikan diri dan memohon perlindungan disebuah pura siva. Siva muncul dan membunuh gajah tersebut kemudian mengambil kuliatnya dikenakan dibadannya. Suatu hari siva mengenakan beberapa ekor ular sebagai anting-antingnya oleh karena itu ia dikenal dengan nama nagakundala. Brahma meminta kepada rudra menciptakan manusia, dan permintaan itu dipenuhinya tetapi manusia ciptaannya menjadi manusia yang sangat bengis. Brahma khawatir terhadap mahluk itu akan memakan mahluk-mahluk lainnya. Brahma yang gemetar karena ketakutan meminta kepada rudra untuk menghentikan penciptaan manusia itu dan meminta menciptakan yang lain. Selanjutnya rudra mulai mempraktekkan tapa.
Pemujaan terhadap Siva sangatlah terkenal diantara orang Hindu, terutama diantara Pasupata, Saivis, Kaladamana, dan tradisi Kapalika. Sivaratri Siva adalah perayaan tahunan Hindu. pada hari ini Siva dan pasangannya Parvati dipuja di rumah-rumah dan kuil.
Siva juga disebut dengan nama lain seperti Sankara, Mahadeva, Rudra, Isvara, dan Nilakantha. Terdapat banyak kuil yang ditujukan kepada dewa Siva di semua tempat di India. Kuil berikut ini adalah tempat suci yang paling terkenal di India : Amaranath (Kashmir), Kendranath (Himalaya), Eklingaji (dekat Udaipur), Bishvesvar (Benares), Tarakeshvar (Bengali Tengah), Bhuvaneswar (Orissa), Somnath (Kathiawar), juga Conjeeveram, Jambukeshvara, Tiruvannamalai, Kalahasii, dan Chidambaram di India Selatan.



DAFTAR PUSTAKA

Pasek Gunawan, I Ketut. 2012. Sivasiddhanta 1. Singaraja
Bansi Pandit, 2006. Pemikiran Hindu: Pokok-Pokok Pikiran Agama Hindu Dan Filsafatnya, Surabaya:Paramita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar