SIVA
SIDDHANTA
Dosen
Pengampu : I
Ketut
Pasek
Gunawan,
S.Pd.H
IHDN
DENPASAR
Oleh:
KADEK
RUSMINI
10.1.1.1.1.3899
JURUSAN
PENDIDIKAN AGAMA HINDU
FAKULTAS
DHARMA ACARYA
INSTITUT
HINDU DHARMA NEGERI
DENPASAR
2012
TUGAS
1
(Filosofis
Dewa Siwa)
Kata Siva berarti :
yang memberikan keberuntungan (kerahayuan), yang baik hati, ramah,
suka memaafkan, menyenangkan, memberi banyak harapan, yang tenang,
membahagiakan dan sejenisnya (monier, 1990:1074)
Dewa Siva adalah
anggota ketiga dari Trimurti Hindu. Dewa Siva melambangkan aspek dari
kenyataan yang Mutlak (Brahman dalam Upanisad) yang secara terus
menerus menciptakan kembali, dalam siklus proses penciptaan,
pemeliharaan dan peleburan dan penciptaan kembali. Ia menghilangkan
kejahatan, menganugerahkan anugerah, memberikan berkah, menghancurkan
ketidakperdulian, dan membangkitkan kebijaksanaan pada pemujanya.
Karena tugas dari dewa Siva sangat banyak. Ia tidak dapat
dilambangkan dalam satu bentuk. Untuk alasan ini patung Siva sangat
beragam dalam bentuknya. Perlambangan yang dibahas disini termasuk di
dalamnya beberapa simbol utama yang umum dalam gambar dan patung yang
dipuja oleh Hindu.
Dalam
patungnya, dewa Siva digambarkan dalam bentuk manusia, tubuhnya
telanjang dan dipenuhi dengan abu. Tubuh yang telanjang melambangkan
bahwa ia bebas dari keterikatan pada benda material di dunia. Karena
kebanyakan benda-benda akan menjadi abu ketika dibakar, abu
melambangkan intisari dari semua benda dan mahluk di dunia. Abu pada
tubuh dewa melambangkan bahwa ia adalah sumber dari seluruh
penciptaan yang berasal dari dalam dirinya.
Dewa
Siva memiliki tiga mata. Dua matanya pada bagian kiri dan kanan
melambangkan aktifitas fisiknya di dunia. Yang ketiga dipusat dahinya
yang melambangkan pengetahuan (jnana),
dan ini disebut dengan mata kebijaksanaan atau pengetahuan. Kekuataan
pandangan mata ketiga Siva menghancurkan kejahatan, dan ini adalah
alasan mengapa orang berbuat kejahatan sangat takut dengan mata
ketigaNya.
Kekuatan
penghancur Siva dilambangkan oleh ular di sekitar lehernya. Dalam
berbagai gambar Siva digambarkan memegang Trisula di tangan belakang.
Dalam gambar lain sebuah Trisula diperlihatkan berdiri tegak
disampingnya. Sebuah Trisula memiliki tiga ujung, yang menandakan
tiga sifat alam: sattva
(keaktifan),
rajas
(kegiatan),
dan tamas
(ketidak aktifan). Trisula melambangkan bahwa dewa jauh dari
jangkauan ketiga sifat alam ini. Trisula juga melambangkan senjata
yang digunakan dewa untuk menghancurkan kajahatan dan
ketidakperdulian di dunia.
Sebuah
damaru
(kendang
kecil) yang menghasilkan suara yang bergetar. Seperti yang disebutkan
dalam kitab Hindu suara yang bergetar dari suku kata Om yang suci
dipercaya sebagai sumber dari penciptaan. Sebuah damaru
pada salah satu tangan mengandung makna bahwa ia menyangga seluruh
ciptaannya di tangannya, mengatur sesuai dengan keinginannya. Karena
harimau meyimbolkan kekuatan, kulit harimau yang menjadi tempat duduk
dewa melambangkan bahwa ia sumber dari kekuatan yang pasti yang ia
kendalikan sesuai dengan keinginannya. Bulan sabit yang terlihat pada
kepala dewa sebagai hiasan, dan bukan menjadi bagian daritubuhnya.
Pembahasan dan pengecilan bulan melambangkan siklus waktu dimana
penciptaan ada didalamnya dari awal sampai akhir dan kembali ke awal
lagi. Karena tuhan adalah kenyataan yang abadi, bulan sabit hanyalah
hiasan dan bukan bagian penting dirinya.
Bulan
juga melambangkan sifat hati seperti cinta, kebaikan, dan kasih.
Bulan sabit yang dekat dengan kepala dewa memiliki makna bahwa
seorang pemuja harus mengembangkan sifat-sifat ini agar dapat lebih
dekat dengan dewa.
Siva
digambarkan duduk dikuburan, yang melambangkan kemutlakannya untuk
mengendalikan kelahiran dan kematian. Seekor sapi, yang dikenal
dengan nama Nandi, yang dihubungkan dengan Siva dan dikatakannya
sebagai kendaraannya. Sapi jantan ini melambangkan kekuatan dan
ketidakperdulian. Siva mengendarai sapi menandakan bahwa Siva
menghilangkan ketidakperdulian dan menganugerahkan kekuatan
kebijaksanaan pada pemujanya. Sapi dalam bahasa Sanskrtanya Vrsa.
Dalam bahasa Sanskrta, Vrsa
juga berarti Dharma (kebenaran). Sehingga sapi disamping Siva
melambangkan persahabatan abadi dengan kebenaran. Nandi juga
melambangkan kesadaran seorang (srsta
purusa)
atau manusia yang sempurna, yang terserap secara permanen dalam
pandangan kenyataan.
Definisi Siva
lainnya mengatakan ciri-ciri Dewa Siva yaitu memiliki rambut ikal
yang digelung, berwarna merah. Siva dikenal dengan nama Kapardi,
karena memiliki rambut merah yang ikal dan digelung tersebut. Siva
juga ditanyakan sebagai agni. Siva menghancurkan segalanya membawa
trisula, selanjutnya yang lain disebut pinaka, oleh karena itu siva
disebut juga dengan nama pinakapani (yang memegang pinaka di
tangannya). Baik siva maupun kendaraannya, nandini berwarna putih.
Warna putih menunjukkan kekuasaan untuk mengawasi proses peleburan
kembali. Juga membawa tongkat yang dinamakan khatvanga, busur bernama
Ajagava, seekor menjangan, tasbih, tengkorak, damaru (gendang kecil)
dan benda-benda suci lainnya. Ganga (dewi ganga) dan Ardhacandra
(bulan sabit) bertengger pada kepalanya, oleh karena itu disebut juga
gangadhara dan Candracuda. Kalungan bung yang terbuat dari untaian
tengkorak manusia melingkar dilehernya. Siva mengenakan bhusana
(kain) dari kulit macan dan kulit gajah untuk selimut (blanket)nya.
Dilengannya bergelayutan beberapa ekor ular sebagai hiasan. Di dalam
kitab-kitab purana kita mendapatkan informasi tentang sang hyang siva
memperoleh berbagai phiasan tersebut. Istri para rsi terpikat kepada
siva, yang sekali waktu tampil dengan mengenakan pakaian seperti
peminta-minta. Para rsi sangat marah terhadap siva atas penampilannya
itu dan ingin membunuhnya. Dari lubang yang digali, muncul seekor
harimau. Siva membunuh harimau itu dan mengambil kulitnya. Seekor
menjangan mengikuti harimau muncul dari lubang itu. Siva memegang
binatang itu dengan tangan kirinya. Selanjutnya muncul dari lubang
itu tongkat besi panas berwarna merah. Siva mengambil tongkat itu dan
menjadikan senjatanya. Terakhir dari lubang muncul beberapa ekorular
kobra dan siva mengambil ular dan mengenakannya sebagai hiasannya.
Suatu hari raksasa bernama gaya menyamar dalam wujud seekor gajah dan
menangkap seorang pandita yang melarikan diri dan memohon
perlindungan disebuah pura siva. Siva muncul dan membunuh gajah
tersebut kemudian mengambil kuliatnya dikenakan dibadannya. Suatu
hari siva mengenakan beberapa ekor ular sebagai anting-antingnya oleh
karena itu ia dikenal dengan nama nagakundala. Brahma meminta kepada
rudra menciptakan manusia, dan permintaan itu dipenuhinya tetapi
manusia ciptaannya menjadi manusia yang sangat bengis. Brahma
khawatir terhadap mahluk itu akan memakan mahluk-mahluk lainnya.
Brahma yang gemetar karena ketakutan meminta kepada rudra untuk
menghentikan penciptaan manusia itu dan meminta menciptakan yang
lain. Selanjutnya rudra mulai mempraktekkan tapa.
Pemujaan
terhadap Siva sangatlah terkenal diantara orang Hindu, terutama
diantara Pasupata,
Saivis, Kaladamana, dan
tradisi Kapalika.
Sivaratri
Siva
adalah perayaan tahunan Hindu. pada hari ini Siva dan pasangannya
Parvati dipuja di rumah-rumah dan kuil.
Siva juga disebut
dengan nama lain seperti Sankara,
Mahadeva,
Rudra, Isvara, dan
Nilakantha.
Terdapat banyak kuil yang ditujukan kepada dewa Siva di semua tempat
di India. Kuil berikut ini adalah tempat suci yang paling terkenal di
India : Amaranath
(Kashmir),
Kendranath
(Himalaya),
Eklingaji
(dekat Udaipur), Bishvesvar
(Benares),
Tarakeshvar (Bengali
Tengah), Bhuvaneswar
(Orissa),
Somnath
(Kathiawar),
juga Conjeeveram,
Jambukeshvara,
Tiruvannamalai,
Kalahasii,
dan Chidambaram
di India Selatan.
DAFTAR
PUSTAKA
Pasek
Gunawan, I Ketut. 2012. Sivasiddhanta
1.
Singaraja
Bansi
Pandit, 2006. Pemikiran
Hindu: Pokok-Pokok Pikiran Agama Hindu Dan Filsafatnya,
Surabaya:Paramita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar